Halo, saya Mety, saya mengajar di Taman Kanak- kanak Benih Kasih. Saat Mas Menteri memutuskan bahwa sekolah harus online karena situasi pandemi covid 19, maka mau tak mau, suka tidak suka saya harus mengikutinya. Mulai tahun ajaran 2020-2021, kami mempunyai jadwal zoom tiap hari dengan fasilitas zoom premium dari sekolah.Kami menyambutnya dengan gembira.  Apakah semuanya berjalan lancar karena baik guru, murid maupun orangtua sudah mulai menguasai fitur- fitur zoom dan mahir menggunakannya? Ternyata tidak semudah itu. Justru karena mereka sudah mempunyai waktu yang rutin untuk bertemu, sehingga sudah menjadi rutinitas dan akhirnya membuat mereka tidak antusias, bosan, capek dan terkadang malas untuk sekolah. Kesedihan tersendiri buat kami para guru saat mereka sering bertanya, “Kapan selesainya?, Masih lama apa tidak?, Saya ngantuk Ma’am, Jam berapa sekarang?”, dan berbagai pertanyaan lain yang membuat kami para guru harus memutar otak, berpikir lebih keras lagi dan meminta hikmat yang lebih dari Tuhan agar bisa merancang suatu pembelajaran yang menarik dan membuat anak- anak untuk selalu rindu dan antusias sekolah.

Apa yang kami lakukan? Langkah pertama membangun komunikasi yang efektif dengan orangtua. Setiap akhir minggu kami mengadakan pertemuan dengan orangtua, mendengarkan masukan, saran dan kritik membangun dari mereka. Tentu saja disini para guru harus legawa dan rendah hati. Kami juga berusaha mengajak anak- anak berdiskusi apa yang mereka sukai saat belajar online. Pembelajaran dikemas dalam konsep yang menarik sehingga mereka semangat dan antusias. Misalnya bermain pola di dalam tenda, berenang bersama, makan siang bersama dan masih banyak lagi yang kami lakukan sehingga para murid mulai bersemangat dan senang menjalaninya. Mereka saling bercerita jika ada sesuatu yang baru di rumah seperti mainan, sofa baru, atau benda- benda lain yang baru. Ada juga yang saling memperkenalkan orang- orang yang tinggal di rumah saat sekolah online. Bahkan ada dari mereka yang berkata, “Sekolah online asyik juga ma’am, kita jadi bisa free time.” Orangtua juga merasakan bahwa pandemi semakin membuat hubungan satu dengan yang lain semakin dekat karena sering berkomunikasi melalui media sosial seperti WA group.

Kami tidak tahu sampai kapan kami harus menjalani sekolah online seperti saat ini. Namun yang kami tahu, tangan Tuhan tak kan kurang panjang untuk menolong kami. Terima kasih. Tuhan memberkati.

Share this entry