Tidak dapat dipungkiri bahwa uang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk memenuhi berbagai kebutuhannya seperti makanan, pakaian, pendidikan, tempat tinggal dan sebagainya setiap orang harus mengeluarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Berhasil atau tidaknya seseorang untuk mencukupi suatu kebutuhan hidup tidak hanya diukur dari seberapa keras ia bekerja atau seberapa besar penghasilan yang didapat, tapi juga dari seberapa cerdas ia mengelola uang yang dimilikinya.

Dalam hal ini, tidaklah salah jika sejak kecil seorang anak dilatih untuk bisa mengelola uang dengan bijaksana. Perencana keuangan Paul Lermitte dalam bukunya ‘Agar Anak Pandai Mengelola Uang’, mengatakan, ketika orangtua mengajari anak-anaknya menabung, cara menggunakan uang, dan berinvestasi dengan penuh tanggung jawab, secara tidak langsung orangtua telah menyiapkan mereka untuk menjalani kehidupan yang sukses dan produktif di kemudian hari. Kesimpulannya, mengajarkan kepada anak cara yang benar dalam mengelola uang akan menghindarkan orangtua dari sikap memanjakan anak secara materi, yang secara tidak langsung dapat merusak masa depan anak.

Berikut ini adalah beberapa panduan sederhana yang dapat membantu orangtua untuk mengajarkan kepada anaknya cara mengelola keuangan dengan benar:

  • Diskusikan dengan anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Berikan pengertian kepada anak bahwa masalah keuangan dapat dihindari seandainya tiap orang menyadari bahwa hampir tidak mungkin untuk memiliki segala sesuatu yang diinginkannya dan juga tidak semua keinginan bersifat penting atau mendesak.
  • Ajari anak untuk membuat prioritas. Hal ini akan menolong anak saat akan membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk keputusan yang ada kaitannya dengan keuangan.
  • Tolong anak-anak untuk mengerti istilah “tidak ada makan siang gratis”. Jika anak menginginkan suatu barang, tolonglah ia bagaimana cara mendapatkan uang serta menabungnya sehingga mampu membeli barang kesukaannya itu tanpa harus berhutang.
  • Berikan kepada anak pengalaman bekerja. Orangtua dapat memberikan pekerjaan sederhana, tergantung kemampuan anak, seperti mencuci mobil, memotong rumput, merapikan gudang dan lain sebagainya. Setelah pekerjaan selesai dilakukan, biarkan anak menikmati gaji yang diperolehnya. Dengan begitu, anak belajar menghargai uang dan pekerjaan.
  • Libatkan anak dalam membuat bujet keuangan keluarga. Orangtua dapat menunjukkan daftar dari semua pendapatan yang diperoleh selama satu bulan kemudian meminta anak bersama-sama membuat daftar biaya kebutuhan keluarga yang harus dikeluarkan bulan tersebut, seperti makanan, asuransi, uang sekolah, listrik, telepon, dan lain sebagainya. Hal tersebut akan mengajarkan kepada anak perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran serta menolongnya untuk bisa membuat bujet keuangan pribadi.
  • Ajari anak untuk menabung uang yang dimilikinya. Setiap kali anak membuat bujet, orangtua harus memastikan ada nominal tertentu yang dikeluarkan untuk ditabung. Hal ini akan membentuk kebiasaan menabung dalam diri anak. Tanamkan kepada anak prinsip “to pay themselves first.” Maksudnya adalah setiap penggunaan uang yang mereka miliki pertama-tama haruslah digunakan untuk menabung.
  • Berikan kepada anak nasehat dalam menggunakan uangnya, tapi izinkan ia juga untuk membuat keputusan, baik ataupun buruk. Anak paling banyak belajar dari pengalamannya, terutama dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya.
  • Ajari anak tentang investasi jika pemahamannya sudah cukup matang.
    Dalam hal ini, pengalaman nyata adalah guru terbaik. Orangtua dapat menjadi contoh hidup bagi anak perihal investasi. Dari pengalaman orangtua, anak bisa belajar mengenai proses, keuntungan, kerugian, faktor resiko, dan lain sebagainya.

Penulis:
Joseph Heryawan, S.Th., M.M.
Wakil Kepala Sekolah
SD Kristen Masa Depan Cerah

Share this entry