Handphone jadul (jaman dulu) asal Finlandia dengan brand NOKIA mempopulerkan tagline Connecting People® kepada pelanggannya di seluruh dunia. Pada masa bendera NOKIA masih tegak berkibar mereka cukup berhasil melakukan tagline itu, dan seiring waktu berjalan NOKIA digantikan merk-merk lain yang lebih maju perkembangan teknologinya mengikuti kebutuhan pasar.
Membaca paragraf di atas Anda mungkin berpikir bahwa saya sedang akan membahas mengenai betapa kita makin terhubung dari waktu ke waktu. Suatu koneksi atau hubungan yang mendekatkan teman dan keluarga jauh. Namun bukanlah itu yang mau dijadikan pokok pikiran, karena bukan koneksi yang ternyata menjadi masalah. Suatu bentuk hubungan (koneksi) adalah sesuatu yang baik, dan hubungan yang bermakna harus senantiasa dikembangkan dan diperbanyak.
Masalahnya adalah pada hubungan yang SELALU TERHUBUNG, SELALU ADA, dan SELALU AKTIF.
The people are always connected. Zaman ini, teknologi memungkinkan untuk kita selalu terhubung setiap saat dan sepanjang hari. Selama ada WiFi atau jaringan internet, siapapun akan bisa menjangkau kita dengan mudah dan sebaliknya. Bahkan hal ini sudah menjadi begitu penting seperti kita memerlukan listrik untuk menyalakan alat-alat elektronik. Bayangkan betapa kita mulai tidak nyaman kalau pulsa atau kuota data smart device kita sudah habis. Dulu para pekerja kantoran meninggalkan kantor jam 5 sore dan mendapatkan privasi untuk keluarga mereka. Hari-hari seperti itu sudah lama berlalu. Para pekerja kantor sepertinya selalu ada di kantor, dimanapun mereka berada. Bahkan ketika mereka sudah pulang kerja dan berada di rumah.
Hari-hari ini kita selalu melekat dengan iPhone, Samsung, iPad, laptop yang selalu terkoneksi dengan WiFi atau hotspot seluler 4G bahkan 5G kapan saja di mana saja. Manusia menjadi sangat terikat dengan kebutuhan akan koneksi yang tidak terputus sepanjang hari.
Perhatikan ketika anda keluar rumah dan melihat warung kopi di sekitar anda. Jarang anda melihat orang yang sedang berhubungan secara langsung; mereka yang bicara dengan akrab dan bersenda gurau membicarakan hal-hal yang tidak penting namun menyenangkan. Namun anda akan melihat orang melebur dengan telepon mereka dan tenggelam jauh ke dalam “pekerjaan” yang selalu mereka bawa.
Kita berpikir itu adalah anugerah: Teknologi yang memungkinkan koneksi 24 jam sehari di mana saja. Saya setuju ini hal yang baik, sampai pada suatu titik tertentu. Titik ketika nurani menyadari bahwa perangkat ini tidak bisa kita singkirkan, bahkan ketika kita mau melakukannya.
Masalah mulai timbul ketika anda mulai mengabaikan keluarga, sedikit melupakan teman dekat, dan bahkan menyepelekan tanggung jawab kepada Sang Pemilik Kehidupan karena sepertinya semua yang anda butuhkan sudah bisa dipenuhi ketika layar LCD itu menyala.
Apakah always connected (selalu terubung) adalah suatu kebenaran yang bisa diterima ?
Para pemimpin perusahaan atau Lembaga tampaknya akan sangat setuju bahwa itu adalah mendekati kebenaran. Keterhubungan akan menaikkan jaringan urusan bisnis. Pemimpin sepertinya akan memimpin lebih baik karena daftar pekerjaan akan semakin cepat selesai akibat koordinasi yang cepat dan simultan. Perusahaan akan berkembang lebih cepat, lebih efisien, dan efektif. Akhirnya kesuksesan dan keuntungan akan segera ada dalam genggaman.
Menurut anda apakah itu benar? Coba temukan fakta-fakta yang kita lihat dan yang sebenarnya sedang terjadi?
Keterhubungan yang selalu aktif lewat gawai dan perangkat pintar lain ternyata tidak efektif dalam jangka panjang. Energi manusia yang terbatas ternyata begitu cepat terkuras dengan godaan-godaan cek status, cek notifikasi, cek inbox email, kabar terbaru di website berita, atau anda sekedar punya target untuk semua pesan WhatsApp terbalas seluruhnya sehingga tidak ada tanggungan.
Kegiatan-kegiatan ini ternyata lebih cepat mengosongkan batere kehidupan kita daripada berada di kantor dan bekerja bersama teman-teman kantor yang kadang membosankan itu. Tubuh kita menjadi stress di luar kemampuannya karena perasaan bahwa kita harus senantiasa terhubung.
Lalu bagaimana?
Teman-teman, sebuah pilihan selalu akan menghasilkan konsekuensi. Buatlah pilihan prioritas dan putuskan dengan damai sejahtera.
Anda tidak harus punya gadget terbaru untuk jadi efektif. Kita tidak harus ‘always connected’ untuk jadi pemimpin yang sukses. Ambil waktu untuk putus dari ketergantungan anda pada koneksi elektronik. Coba Silent HP anda pada waktu anda mengerjakan dan menikmati prioritas hidup anda. Cek email anda setelah jam 6 sore misalnya. Coba simpan laptop anda dalam tasnya sebelum makan malam bersama keluarga.
Anda tidak harus terikat pada gawai pintar untuk piawai memimpin. Anda tidak perlu selalu membawa MacBook Pro terbaru agar dapat menyelesaikan proyek-proyek penting anda. Anda tidak perlu menanggapi email tepat pada saat surat itu masuk Inbox. Kalau email itu urgent dan sangat penting, maka biarkan orang itu menelepon anda.
Sudah tiba saatnya untuk kita fokus pada apa yang penting yaitu keluarga, teman, dan hidup anda. Dapatkan kehidupan anda kembali. Miliki waktu untuk mendidik anak-anak dengan keberadaan anda secara penuh, agar seluruh indera nya terlatih melihat dan membaca pesan-pesan bijak orang tua nya. Anak anda bukan lagi menjadi interupsi di tengah keasyikan “pekerjaan” anda.
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. – Amsal 29:17
Mendidik perlu waktu dan keberadaan. Keluarga, teman, dan hidup anda perlu anda seutuhnya. Berikan yang terbaik, maka mereka juga akan mengembalikan lebih baik.

 

Ditulis oleh : Whenas  (Direktur Operasional Sekolah MDC)

Share this entry