Kecerdasan Spasial adalah kemampuan untuk berpikir dalam gambar serta mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Alfa Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detil visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Kecerdasan spasial mulai berkembang pada tahap awal kehidupan seorang anak dan orangtua memegang tanggung jawab utama untuk mematangkannya dalam diri anak. Sebuah studi menyatakan bahwa orangtua dapat menggunakan cara-cara yang sederhana untuk tujuan tersebut. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan orangtua untuk mematangkan kecerdasan spasial anak-anaknya:
1. Mulai dengan kosa kata
Satu kali anak mulai belajar kosa kata, gunakan hal tersebut untuk merangsang kecerdasan spasialnya. Dalam hal ini, menggunakan kata-kata yang tepat sangatlah penting. Usahakan menggunakan kata-kata seperti “bulat”, “kotak”, “sudut”, “kiri”, “lurus”, “bawah”, “atas”, “besar” dan lain sebagainya. Orangtua juga dapat menggunakan gerakan tangan sambil mengucapkan kata-kata tersebut. Sebagai contoh, bentuklah lingkaran menggunakan tangan sementara orangtua menjelaskan tentang “lingkaran”. Cara yang lain adalah menggambar lingkaran di atas kertas atau menunjukkan sebuah benda yang berbentuk lingkaran kepada anak.
2. Manfaatkan kesempatan sehari-hari
Tantangan-tantangan dan tugas yang menuntut kecerdasan spasial selalu ada di sekeliling kita. Tanyakan kepada anak tentang apapun yang mereka biasa amati dan alami dalam kehidupan sehari-hari. Contoh pertanyaan yang bisa ditanyakan kepada anak:
1. Apakah tali sepatu yang sebelah kiri berada di atas atau di bawah tali sepatu yang di sebelah kanan?
2. Bentuk apa yang terlihat jika sebuah donat dipotong?
3. Bagaimana memasang seprai di atas tempat tidur dengan benar?
4. Apakah semua bolpen yang ada bisa tersimpan dengan pas di dalam tempat pensil?
5. Seberapa jauh toples kue itu dari jangkauan tanganmu?
3. Mendorong Visualisasi
Banyak anak memiliki masalah dengan studinya karena mereka tidak dapat memvisualisasikan materi pelajaran dalam benaknya, biasanya berkaitan dengan konsep materi yang sulit untuk dimengerti. Sebagai contoh adalah materi dalam pelajaran fisika tentang gerak benda. Sebuah bola yang jatuh menggelinding dalam lintasan yang berkelok-kelok akan bergerak mengikuti bentuk lintasannya tersebut. Orangtua dapat meminta siswa untuk memvisualisasikan gerak benda tersebut lewat gerakan. Aktivitas tersebut akan menolong anak dengan contoh praktis yang akan menjadi kebiasaan mereka dalam memecahkan berbagai persoalan.
4. Mencoba Beberapa Aktivitas
Memahami kecerdasan spasial adalah satu hal, tetapi mempraktekkannya adalah sesuatu yang berbeda pula. Jika orangtua tidak memotivasi anak-anak untuk mempraktekkannya, semua usaha yang telah dilakukan akan menjadi sia-sia. Biarkan anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas orangtua seperti memasak, kegiatan fotografi, atau melukis di atas kanvas. Bahkan menurut sebuah studi, musik pun dapat mengembangkan kemampuan spasial anak. Hal tersebut biasanya dinamai Efek Mozart. Segala aktivitas yang orangtua yakini efektif, seharusnya diimpelementasikan dalam kehidupan anak.
5. Permainan Juga Dapat Menolong
Permainan blok atau puzzle adalah contoh instrumen dalam pengembangan kecerdasan spasial anak. Itu sebabnya permainan seperti kubus rubik, blok, puzzle, lego, dan lain sebagainya dapat menjadi pilihan hadiah ulang tahun yang baik untuk mengembangkan kemampuan spasial anak.
6. Membaca Sebuah Peta
Orangtua dapat mengajak anak-anaknya pada hari libur untuk melakukan perjalanan yang bernuansa petualangan. Bersama anaknya, orangtua berusaha mencapai suatu lokasi dengan menggunakan sebuah peta atau kompas. Mengajarkan kepada anak bagaimana membaca peta adalah salah satu cara terbaik merangsang anak untuk menggunakan kemampuan spasialnya.
Jangan lupa untuk memberikan pujian kepada anak setelah mereka menggunakan kecerdasan spasialnya. Tetapi kata-kata pujian tersebut haruslah bersifat spesifik. Jangan sekedar mengatakan kepada anak, “Kamu bagus dalam bermain balok”. Sebagai gantinya, katakan kepada anak, “Kamu berhasil membuat sebuah rumah yang bagus dengan menggunakan balok-balok itu.”
Joseph Heryawan, S.Th., M.M., Vice Principal of MDC Christian Elementary School